Tahukah Anda jika hubungan percintaan juga sangat dipengaruhi oleh
tidur? Ya, sebuah penelitian yang dilakukan para ahli dari University of
California, Berkeley Amerika Serikat menyatakan bahwa pasangan dari
suami atau isteri yang kurang tidur sering merasa kurang dihargai.
Penelitian
ini menunjukkan bagaimana tidur dapat memengaruhi romantisme sebuah
hubungan. Bisa dikatakan, orang yang tak mencukupi kebutuhan tidurnya
merasa terlalu lelah untuk berterima kasih.
Dalam riset tersebut
lebih dari 60 pasangan diteliti. Mereka diminta untuk mencatat pola
tidur harian. Mereka juga diminta untuk mencatat efek tidur yang lelap
atau tidak pada pasangan. Apakah pasangan jadi merasa dihargai saat
tidurnya lelap, dibanding rasa yang sama saat tidur tak nyenyak.
Saat
lain, pasangan-pasangan ini direkam video saat diberi tugas untuk
memecahkan suatu masalah. Mereka yang tidurnya kurang, tampak kurang
menghargai pasangannya. Secara umum, penelitian membuktikan bahwa
mengantuk menyebabkan kita cenderung emosional, egois dan mementingkan
diri sendiri. Kebutuhan pasangan menjadi terabaikan.
Tidur juga
memengaruhi suasana emosi di pagi hari. Bisa saja seseorang tidur pulas,
tetapi jika pasangannya tidak tidur nyenyak yang jadi korban adalah
keduanya. Akhirnya, atmosfer emosi mereka pun menjadi negatif.
Kebiasaan
di ranjang pasangan juga dapat menjadi masalah. Seseorang yang terbiasa
tidur dalam kondisi tenang, tentu akan terganggu dengan kebiasaan
menonton TV pasangannya. Atau suara dengkur pasangan.
Tahukah
Anda, mendengkur adalah penyebab perceraian nomor 3 di Amerika Serikat
setelah perselingkuhan dan masalah ekonomi? Suara dengkuran memang
mengganggu tidur pasangan. Tetapi ada kondisi lain yang juga mengganggu,
yaitu penyakit tidur bernama sleep apnea, atau henti nafas saat tidur.
Sleep apnea sudah
lama kita ketahui dapat menyebabkan kualitas tidur penderitanya jadi
memburuk. Akibatnya walau sudah tidur cukup, pendengkur selalu bangun
lelah dan terus mengantuk sepanjang hari. Kondisi mengantuk yang disebut
hipersomnia ini tentu sebabkan seseorang menjadi emosional, dan kurang
peka terhadap kebutuhan pasangannya.
Beberapa penelitian di tahun
2010-2012 yang melibatkan pencitraan otak membuktikan bahwa pendengkur
mengalami kerusakan pada bagian-bagian tertentu otak yang mengatur
fungsi kemampuan kognitif dan emosional. Salah satunya adalah area yang
mengatur kemampuan seseorang untuk menerima masukan, kemampuan
mendengar. Dalam konteks hubungan percintaan: pengertian dan perhatian.
Masalah menjadi lebih kompleks, ketika libido turut menurun sebagai akibat dari sleep apnea.
Mendengkur
bukan masalah remeh. Selain menyebabkan hipertensi, gangguan jantung,
diabetes hingga stroke bagi si pendengkur, pasanganlah yang sebenarnya
menjadi korban.
Sebuah penelitian lain yang diterbitkan pada jurnal kedokteran SLEEP 2011 menyatakan
bahwa kunci kebahagiaan perkawinan adalah istri yang tidur cukup. Tiga
puluh lima pasangan dicatat pola tidurnya dengan actygraphy,
lalu disurvei tentang suasana emosi pasangannya. Hasilnya, para istri
yang terganggu tidurnya dilaporkan cenderung mengekspresikan emosi
negatif oleh sang suami.
Kemesraan dan ranjang tak
melulu harus dikaitkan dengan seks. Tidur yang selama ini dianggap
episode tak aktif ternyata mempunyai peranan besar. Tidur yang sehat,
penting bagi kesehatan dan kebahagiaan setiap orang. Jika kesehatan
tidur belum menjadi prioritas dalam kehidupan keluarga, sebaiknya Anda
mulai dari sekarang.